Rabu, 16 Maret 2011

Setelah amputasi kedua kakinya di bawah lutut tetap bisa beraktifitas

Meski kedua kakinya di amputasi di bawah lutut dia mampu beraktifitas seperti orang yang nggak pernah amputasi.

pengepasan kaki palsu atas lutut

Sebelum proses finishing kaki palsu harus melewati proses pengepasan biar secara fungsional maksimal dan efek pola patologinya di minimalisir.

Kamis, 10 September 2009

Fisio elektrik " Marvell "

adalah Electric Stimulator & TENS , Sinyal utama pada system ini adalah berbentuk sinyal kotak (rectangular). Jenis arus yang tersedia pada tipe ini adalah DC (Direct Current) monophasic pulsed - interrupt DC dan AC (Alternate Current) biphasic pulsed - interrupt modulation.


Pada kelompok arus DC dengan penamaan IDC terdapat 4 jenis spesifikasi sinyal, yaitu :
1.IDC Variabel
2.IDC Trabert
3.Faradic
4.Galvanic

Pada kelompok arus AC dengan penamaan TENS terdapat 4 jenis spesifikasi sinyal, yaitu :
1. Burst
2. Conventional
3. AL-TENS (Accupuncture Like TENS),
4. Intens
5. Interferensi

Indikasi dan kontra indikasi fisio elektris
Kontra indikasi umum :
1.Demam
2.Tumor
3.Tuberculosa
4.Pasien tidak sadar

Absolute kontra indikasi :
1.Hilangnya sensitifitas pada daerah yang di terapi

Relatif kontra indikasi :
1.Kelainan kulit dan gangguan sensitifitas
2.Proses radang yang terlokalisir
3.Thrombosis ( beresiko terjadinya embolism )
4.Ibu hamil ( untuk aplikasi pada lumbal dan perut )
5.Pasien yang cenderung mengalami pendarahan
6.Adanya pace maker ( absolute kontra indikasi bagi TENS )
7.Implant methalik ( Jika pasien merasakan tidak nyaman )

Relatif kontra indikasi untuk TENS
1.Daerah sinus carotif
2.Mata
3.Penderita jantung ( untuk aplikasi di dada )
4.CVA ( untuk aplikasi pada kepala )

KELOMPOK JENIS SINYAL IDC

1.IDC Variabel
Spesifikasi Sinyal :
Rectangular Direct Current,
Monophasic Pulsed,
Interrupted DC,
Waktu interval dan durasi dapat di sesuaikan menurut kebutuhan,
Interval time : 1 – 2000mS,
Duration time : 1 – 200mS,
Karakter :
Untuk Elektrodiagnosis :
pemeriksaan myasthenic reaction
pemeriksaan myotonic reaction
Lokalisasi neuropraxia blok
Membuat Strenght Durattion Curve ( SDC )
Untuk Elektroterapi : ( Fungsional Elektro Stimulasi / FES )
Pasca operasi / pasca trauma dimana pasien tidak ada kemampuan berkontraksi secara voluntair
Stadium awal ( re – innervasi )
Athropy akibat immobilisasi dalam waktu yang lama
Paralisis / parese akibat hemiplegi

2.IDC Trabert
Spesifikasi Sinyal :
Rectangular Direct Current,
Monophasic Pulsed,
Interrupted DC,
Waktu interval dan durasi tidak dapat diatur,
Interval time : 5 mS,
Duration time : 2 mS,
Karakter :
Untuk memodulasi nyeri pada syaraf bermyelin tipis dengan metode segmental misal : nyeri pada cervical headache baik yang menjalar sampai lengan atau tidak, nyeri akibat intermittent claudication ( nyeri pada gastroc saat jalan ).
Aplikasi :
nyeri kepala / leher yang tidak menjalar sampai lengan penempatan elektroda negative di posisikan caudal dari pada elektroda positif.
Nyeri kepala / leher yang menjalar elektroda negative di posisikan proximal dari pada elektroda positif.
Untuk nyeri intermittent claudication jika bilateral elektroda negative di letakkan pada region gluteal, elektroda positif di lumbal

3.IDC Faradic
Spesifikasi Sinyal :
Rectangular Direct Current,
Monophasic Pulsed,
Interrupted DC,
Bentuk pulsa simetris ( interval = durasi ),
Frekwensi telah ditentukan sebesar 50Hz, 100Hz dan 250Hz,
Waktu interval dan durasi sebesar 0,5 detik.

Untuk Elektrodiagnosis :
pemeriksaan myasthenic reaction
pemeriksaan myotonic reaction
Lokalisasi neuropraxia blok
Untuk Elektroterapi : ( Fungsional Elektro Stimulasi / FES )
Pasca operasi / pasca trauma dimana pasien tidak ada kemampuan berkontraksi secara voluntair
Stadium awal ( re – innervasi )
Athropy akibat immobilisasi dalam waktu yang lama
Paralisis / parese akibat hemiplegi
Pada kasus kesulitan jalan elektroda dapat di aplikasikan pada nervus peroneus.

4.IDC Galvanic / CDC (Continues Direct Current)
Spesifikasi Sinyal :
Continues Direct Current,

Karakter :
Digunakan untuk iontoforosis ion –ion aktif missal : memasukkan ion obat ke dalam jaringan melalui kulit , ion obat yang bermuatan negative di letakkan pada elektroda yang bermuatan negative sehingga terjadi reaksi tolak menolak , kemudian elektroda yang bermuatan positif di letakkan secara berlawanan sehingga ion obat akan masuk ke dalam kulit, jika ion obat bermuatan positif aplikasinya sebaliknya.
Indikasi :
1.Scarf ( nyeri jaringan parut )
2.Neuralgia
3.Subcutaneus fibrosis
4.Tendinitis
5.Luka
6.Infection jamur
7.Arthrosis
8.Nyeri akibat injection

KELOMPOK JENIS SINYAL TENS

1.Burst TENS
Spesifikasi Sinyal :
Symmetric Rectangular Alternate Current,
Biphasic pulsed,
Interrupted modulation,
Waktu Durasi : 200μS atau ( Simetris 2,5 KHz )
Frekwensi : 1 – 10 Hz

Burst TENS jika conventional TENS tidak efektif
misalya pada daerah di jaringan yang dalam seperti myofacial pain dan kasus kasus nyeri kronis

Aplikasi :
Elektroda di tempatkan pada syaraf perifer / distal motor point ( biasanya terletak 1/3 proximaldari muscle belly )
Lama pemberian arus 20 – 45 menit ( agar tidak terjadi kelelahan otot karena pada arus burst TENS terjadi kontraksi otot ).

2.Conventional TENS
Spesifikasi Sinyal :
Symmetric Rectangular Alternate Current,
Biphasic pulsed,
Interrupted modulation,
Waktu Durasi : 200μS atau ( Simetris 2,5 KHz )
Frekwensi : 80 - 100 Hz
Sasaran arus adalah mengaktivasi saraf diameter besar.
Serabut yang akan teraktivasi adalah A beta, mekanoreseptor.
Sensasi yang ditimbulkan adalah Paraestesia yang kuat dengan sedikitkontraksi.
Karakter fisika yang dimiliki adalah frekwensi tinggi dengan intensitas rendah pola kontinyu
Conventional TENS indikasi untuk mengobati hyperesthesia dan causalgya sebagai akibat dari lesi saraf perifer, phantom pain, Scarf, post operasi pain dan low back pain.
Aplikasi :
Elektroda di posisikan pada titik nyeri dermatom, durasi terapi dapat di lakukan secara terus menerus saat nyeri terjadi, mekanisme analgetiknya pada tingkat segmental

3.Intens TENS
Spesifikasi Sinyal :
Symmetric Rectangular Alternate Current,
Biphasic pulsed,
Interrupted modulation,
Frekwensi : 200Hz
Interval/Durasi : 0,5 – 2 detik

Karakter :
Sasaran arus adalah mengaktivasi serabut saraf berdiameter kecil.
Jaringan yang teraktivasi adalah Nosiseptor.
Sensasi yang diinginkan adalah intensitas tertinggi yang masih dapat ditolelir pasien dengan sedikit kontraksi otot.
Karakter fisika yang dimiliki adalah frekwensi tinggi 200 pps dengan durasi >1000μS, intensitas tertinggi yang masihtertolelir pola arus kontinyu.

Saran Penggunaan :
Elektrode ditempatkan pada daerah nyeri atau disebelah proksimal titik nyeri pada cabang utama saraf yang bersangkutan.
Profil analgetik <> 1 jam dan bisa terjadi hipoaestesia.
Durasi terapi yang dianjurkan adalah 15 menit.
Mekanisme analgetiknya adalah peripheral, ekstrasegmental serta segmental.

4.AL-TENS ( Acupuncture Like TENS )
Spesifikasi Sinyal :
Symmetric Rectangular Alternate Current,
Biphasic pulsed,
Interrupted modulation,
Waktu Durasi : 200μS atau ( Simetris 2,5 KHz )
Frekwensi : 1 - 10 Hz

Karakter :
Sasaran arus adalah aktivasi motorik untuk menimbulkan kantraksi otot-otot fasik yang berakhir pada aktivasi saraf berdiameter kecil non noksius.
Serabut yang teraktivasi adalah G III, A delta ergoseptor.
Sensasi yang diinginkan adalah kontraksi otot fasik yang kuat tetapi nyaman.
Karakteristik fisika yang dimiliki adalah frekwensi rendah, intensitas tinggi.

Saran Penggunaan :
Elektrode ditempatkan pada motor point atau nyeri miotom.
Profil analgetik yang dimiliki adalah terjadi pada > 30 menit setelah dinyalakan dan baru hilang >1 jam setelah mesin dipadamkan.
Durasi terapi yang dianjurkan adalah 30 menit setiap terapi.
Mekanisme analgetiknya adalah ekstrasegmental/supraspina
l / supraspinal ataupun segmental.

Specifikasi :
Power AC 220 V / 60 Hz
Power consumption 60 watt
Output power 100 mA
Treatment frequency 3 ~ 2000 Hz
Treatment time 1 ~ 90 minute
Pulse 150 ~ 200 mS
Dimension 250 X 180 X 90 milimeter
Mode IDC : Variable, trabert, faradic, Galvanic
TENS : Burst, Conventional, Intens, AL- TENS
Channel output Dual channel

Rabu, 18 Februari 2009

Daftar harga kaki palsu

Bawah lutut eksoskeletal dgn telapak lokal Rp. 3.000.000,-
Bawah lutut eksoskeletal dengan telapak luar Rp. 5.000.000,-
Bawah lutut endoskeletal dengan ankle singleaxis telapak lokal Rp. 6.200.000,-
Bawah lutut endoskeletal dengan ankle singleaxis telapak luar Rp. 7.500.000,-
Atas lutut endoskeletal telapak lokal Rp. 13.500.000,-
Atas lutut endoskeletal telapak luar Rp. 16.000.000,-
Atas lutut endoskeletal telapak luar dgn rotary  Rp. 25.000.000,-

kaki palsu atas lutut dan bawah lutut







kaki palsu

Rabu, 10 September 2008

Perlengkapan sensori integrasi yang sederhana dan aman


Paket peralatan sensori integrasi yang memungkinkan untuk di rumah dan klinik, terbuat dengan bahan besi, kayu finishing dengan cat duco yang anti toxic dan pengerjaan halus.

Kain , oscar, busa dan steroform yang di desain sedemikian aman menjaga anak dari "accident" cidera karena benturan.

Perpaduan warna yang enak di mata sekaligus pengenalan warna , serta tali temali yang kokoh dengan kekuatan beban 200 kg memungkinkan terapis ikut serta dalam ayunan menjaga anak sekaligus memberi stimulus.
Alas yang dilapisi steroform dengan tebal 1 cm lebar 90 X 90 cm mudah dibersihkan dan kalaupun anak terjatuh saat bermain tidak akan mengalami cidera.

kaki palsu atas lutut yang mampu bersila

Komponen prothese kaki atas lutut :
1. Sabuk ( suspensi ), bagian ini berfungsi untuk mengikat dan mengencangkan posisi prothese atas lutut agar tetap pada posisinya, terikat di pinggang pemakai.
2. Socket, berguna untuk meletakkan stump
(sisa amputasi), socket di bentuk sesuai dengan panjang maupun diameter sisa amputasi.
3. Paha ( hip ), pengganti dari paha
4. Lutut ( knee ), engsel untuk menggantikan sendi lutut yang menghubungkan paha dan betis dibuat berdasarkan data lebar dan tinggi lutut saat duduk. ditambah dengan rotary memungkinkan kaki palsu bisa untuk bersila dan "jegang"
5. Shank ( betis ), sebagai pengganti betis terbuat dari alumunium / resin karena bahan ini kuat, ringan dan mudah di bentuk dan di lapisi fiberglass untuk fungsi kosmetik dan tetap ringan.
6. Sach foot ( telapak kaki ), terbuat dari kayu waru dan spon karena karakteristik kayu waru yang kuat ,ringan, dan mudah di kerjakan. Yang lebih bagus dari rubber khusus , lentur ,kuat, secara kosmetik sangat meyakinkan dan bisa pakai sepatu yang beli di pasaran dan sekarang sudah ada yang bisa memakai sandal jepit.
Untuk menentukan berat segmen tubuh manusia dalam biomekanik kami memakai permodelan distribusi berat badan yang dikeluarkan oleh universitas Wisconsin dan untuk mencari titik pusat massa memakai permodelan "Dempster".